Sabtu, 11 Januari 2014

Pemanfaatan Transplantasi Kulit Pada Luka Bakar


Kulit adalah lapisan luar tubuh kita yang sangat penting untuk kehidupan dalam fungsinya untuk pelindung tubuh terhadap kerusakan fisik dan gesekan, juga menerima rangsang dari luar. Kulit dibagi menjadi dua bagian atau lapisan yaitu kulit (integumen) lapisan luar disebut epidermis dan lapisan dalam disebut dermis atau korium. Setiap kulit pasti terkadang terkena luka bakar, tergesek benda tajam, malah saat kecelakaan dijalan yang menyebabkan kulit rusak dan harus diganti atau di operasi dengan transplantasi kulit atau pencangkokan kulit.
Transplantasi adalah pemindahan organ tubuh dari orang sehat atau mayat yang organ tubuhnya mempunyai daya hidup dan sehat kepada tubuh orang lain yang tidak berfungsi lagi sehingga resipien (penerima organ tubuh) dapat bertahan hidup secara sehat. Dengan ini, kulit yang terluka atau rusak harus di cangkok, banyak kasus dari setiap orang yang mengeluh dengan kulit karena luka bakar misalnya. Hal ini bisa ditindak lanjuti dengan operasi dirumah sakit. Gangguan ini sering di alami pada korban kebakaran yang terbakar kulitnya dan harus diganti. Tandur alih/cangok kulit umumnya merupakan autotransplantasi, dimana kulit yang berasal dari individu yang sama. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan keberhasilan tindakan bedah yang dilakukan untuk mengurangi seminimal mungkin reaksi penolakan yang dapat timbul. Metode baku yang di gunakan dalam mencangkok kulit yaitu, split cangkok kulit, transposisi, flap bertangkai dan cangkok jaringan bebas.
Split cangkok kulit (skin grafting) merupakan cangkok lapisan epidermis kulit yang dapat di pindahkan secara bebas. Kulit yang di gunakan dapat berasal dari bagian mana saja dari tubuhnya. Namun lazimnya berasal dari daerah paha, pantat, punggung atau perut. Permukaan kulit dapat diperluas dengan membuat irisan-irisan yang bila di renggangkan akan membentuk jala. Sehingga luasnya mencapai 1,5 kali hingga 6-9 kali luas semula. Teknik cangkok jala ini disebut mesh atau biasanya di gunakan pada luka bakar yang luas. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka di perlukan beberapa persyaratan antara lain, pendarahan di daerah repisien (daerah yang mendapat kulit cangkokan) harus baik, tidak adanya infeksi, dan keadaan umum penderita.
Flap adalah cangkok jaringan kulit beserta jaringan lunak dibawahnya yang diangkat dari tempat asalnya tetapi tetap mempunyai hubungan pendarahan dengan tempat asal. Flap yang dipindahkan akan membentuk pendarahan baru di tempat resipien. Tindakan bedah ini antara lain sering digunakan untuk memperbaiki kecacatan atau kelainan yang timbul akibat kecelakaan.

Luka bakar dibagi atas tiga tingkat yaitu:
1)  Luka bakar derajat satu,  terjadi bila yang terkena hanya lapisan tanduk kulit dan tidak mengenai jaringan kulit, yang ditandai dengan warna kemerah-merahan. Biasanya luka bakar derajat satu akan sembuh dalam 3 hari hingga lima hari.
2)  Luka bakar derajat dua, terjadi bila luka bakar mengenai jaringan bawah lapisan tanduk yang ditandai dengan timbulnya gelembung-gelembung berisi cairan berwarna jernih tetapi kental, rasa nyeri/sakit yang mengganggu, dan bila gelembung tersebut pecah akan terlihat kulit yang berwarna kemerah-merahan. Bila luka bakar derajat dua bersifat superfisalis (tak dalam), luka akan sembuh 5 hingga 10 hari. Bila luka bakar merusak kelenjar keringat, kelenjar lemak dan akar rambut, luka bakar akan lebih lama sembuh sekitar dua minggu hingga tiga minggu serta berpotensi menimbulkan cacat pada kulit.
3)  Luka bakar derajat tiga, ditandai dengan mengeringnya luka bakar sehingga warna kulit terlihat menjadi putih atau kuning. Pada luka derajat tiga, tidak ditemukan rasa sakit karena serabut saraf-sarafnya telah rusak. Penyembuhannya akan lebih lama lagi, sekitar 3 bulan hingga 5 bulan serta memerlukan transplantasi kulit untuk memperbaiki kulit yang hilang. Penanganan awal pada satu jam pertama sangat menentukan kelainan akibat luka bakar. Luka bakar dikulit sebaiknya segera dibasahi dengan air bersih yang mengalir yang bertujuan mendinginkan bagian yang terbakar dan bila kulit memerlukan cairan, kulit tubuh dapat menyerap cairan dari air bersih yang diberikan ketempat luka membebaskan jalan nafasnya dan memberikan obat pengurang rasa sakit. Penderita luka bakar dapat pula diberikan minum untuk mencegah kekurangan cairan.
Setelah itu untuk luka bakar derajat satu, dapat diberikan salep pendingin luka, dan berobat jalan. Untuk derajat dua dan tiga sebaiknya ditolong oleh dokter karena biasanya cairannya dikeluarkan dengan semprit steril, kemudian diberikan Anti Biotik, penghilang nyeri serta dilakukan fisiotherapi agar tidak terjadi perlekatan/kekakuan pada sendi/tulang daerah yang terkena luka bakar. Selain itu dilakukan pembersihan sisa jaringan kulit yang membusuk di luka bakarnya, mengatasi infeksi  jaringan di luka bakarnya, dan merangsang timbulnya kulit baru. Pada kasus ibu yang mempunyai seorang anak kelihatannya anak tersebut menderita luka bakar tingkat dua yang dalam didaerah siku kanan, sehingga terjadi kekakuan dan perlekatan karena tidak dilakukan fisiotherapi yang baik akibat nyeri sendi dan kulit bila siku kanan digerakkan. Kurangnya pergerakan itu menyebabkan kekakuan sendi dan mempermudah timbulnya perlekatan kulit lengan atas dan lengan bawah. Untuk mengurangi perlekatan/menghilangkan perlekatan tersebut dapat dilakukan operasi plastik dan dibantu dengan fisiotherapi untuk memperbaiki gerak serta kekakuan sendi. Bila terjadi kerusakan kulit yang dalam dilakukan transplantasi kulit dari bagian tubuh lain ke daerah lengan. Untuk itu ibu dapat menghubungi bagian bedah plastik rumah sakit terdekat. 
Mungkin kita ingat salah satu kasus luka bakar di Surabaya belum lama ini yang diganti kulit muka dengan kulit punggungnya. Apakah mungkin diganti dengan kulit orang lain? Secara teori bisa dilakukan namun antar donor kulit dan penerima kulit harus mempunyai kriteria  yang sama dari mulai jenis darah, jenis kekebalan dan berbagai parameter untuk mencegah penolakan kulit donor. Selain itu penerima kulit harus meminum obat-obatan seumur hidup untuk mencegah penolakan kulit donor. di dunia kedokteran sekarang sedang dicoba memperbanyak sel kulit penderita melalui rekayasa genetika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar